Faktor yang Memengaruhi Kenaikan Harga Rumah
Bukan rahasia umum lagi jika harga properti selalu naik tiap tahun (bahkan per tiga bulan), bahkan kendati kondisi perekonomian suatu negara tengah kurang stabil. Inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan para investor dan spekulan untuk terjun ke bisnis properti. Terlebih keuntungan yang didapatkan dari sektor bisnis ini juga berganda, dari kenaikan harga tanah atau capital gain dan kenaikan harga penggunaan atau sewa pertahun (rental yield).
Dari sinilah bisa diambil kesimpulan bahwa ada banyak faktor yang dapat memengaruhi kenaikan harga rumah. Termasuk diantaranya adalah inflasi properti akibat situasi ekonomi nasional hingga campur tangan dari para spekulan. Lantas seperti apa masing-masing penjelasan terkait faktor penyebab naiknya harga rumah?
1. Inflasi Properti
Setiap tahun terjadi inflasi. Meski presentasenya berbeda-beda tetapi memengaruhi sektor-sektor lain seperti tingkat suku bunga, percepatan kredit pinjaman, harga bahan bakar, harga-harga kebutuhan pokok, tak terkecuali harga properti.
Seperti yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, di mana tengah terjadi tingkat inflasi global, tren kenaikan suku bunga, dan berbagai dampak global lainnya yang diprediksi berimbas pada perkeonomian dan bisnis properti. Kenaikan material bahan bangunan dan suku bunga KPR pun dicap sebagai salah satu faktor yang bisa memengaruhi sektor properti yang mulai pulih.
Layaknya harga-harga kebutuhan lain, inflasi juga turut menaikkan harga bahan-bahan dasar bangunan setiap tahun. Mulai dari harga pasir, semen, batu bata, kayu, cat, dan lain-lain. Akumulasi kenaikan harga-harga bahan dasar bangunan inilah yang kemudian ikut menaikkan harga rumah setiap tahun.
2. Lahan yang Makin Langka
Kebutuhan terhadap tempat tinggal terus bertambah dari tahun ke tahun. Sayangnya, pasokan tanah di muka bumi tidak bertambah, bahkan berkurang. Oleh karena itu, sesuai hukum supply and demand, situasi tersebut membuat kenaikan kebutuhan dan harga-harga properti dari tahun ke tahun.
Di lain sisi, semakin strategis lokasi tanah atau lahan, maka semakin tinggi pula harga jualnya. Peningkatan harga tanah memang mengacu pada pemahaman tersebut. Lokasi tanah strategis sangat ditentukan oleh pertimbangan ekonomis. Misalnya sebidang tanah yang hendak dibeli berada di pusat kota, dekat dari pusat pemerintahan, dan pusat bisnis. Belum lagi apabila kualitas lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya mendukung. Seperti tersedianya fasilitas umum dan utilitas umum.
3. Penduduk Terus Bertambah
Jumlah populasi manusia di bumi yang terus membengkak dan tidak dibarengi dengan perluasan tanah membuat harga properti terus naik dari tahun ke tahun. Begitu juga populasi di kota-kota besar di Indonesia. Lalu dari sudut lain yang tak bisa diabaikan, permintaan pembangunan properti terutama perumahan menjadi salah satu faktor penyebab harga tanah meningkat.
Pasalnya, perkembangan properti di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar di Indonesia. Saat ini hampir semua jenis rumah diminati masyarakat. Mulai rumah subsidi, rumah tapak, maupun rumah komersial. Permintaan properti yang melaju kencang ini turut ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi yang membaik dan meningkatnya investasi dalam sektor ini.
4. Permainan Spekulan
Kenyataannya, harga rumah bisa meningkat disebabkan oleh penguasaan tanah yang dilakukan beberapa pihak. Pihak-pihak tertentu ini biasanya adalah para pengembang, investor, kumpulan pemilik modal, dan tanpa menutup kemungkinan juga adalah para spekulan. Mereka bisa membeli lahan dalam skala ribuan hektare kemudian diolah dan dijual kembali.
Spekulan, dalam cara kerjanya, mereka bisa meraup keuntungan dua hingga tiga kali lipat berkat penjualan tanah. Oleh sebab itu, semakin banyak spekulan yang melakukan ini maka harga tanah termasuk harga rumah akan terus meningkat.
Layaknya harga-harga kebutuhan lain, inflasi juga turut menaikkan harga bahan-bahan dasar bangunan setiap tahun. Mulai dari harga pasir, semen, batu bata, kayu, cat, dan lain-lain. Akumulasi kenaikan harga-harga bahan dasar bangunan inilah yang kemudian ikut menaikkan harga rumah setiap tahun.
5. Perkembangan Kelas Menengah
Setiap negara termasuk Indonesia sedang giat membangun. Hasil dari pembangunan itu adalah meningkatnya jumlah kelas menengah, atau yang dicirikan selain rata-rata mempunyai pendidikan yang baik, juga mempunyai penghasilan yang stabil.
Kelas menengah ini, jika mereka membentuk ikatan rumah tangga, terbentuk dua orang suami-istri yang masing-masing memiliki pendapatan stabil. Mereka inilah pasar paling potensial investasi properti. Seperti memanfaatkan turunnya suku bunga dan tumbuhnya properti-properti baru yang kian menarik. Semakin meningkat jumlah kelas menengah seperti generasi milenial, utamanya di perkotaan, sudah tentu akan meningkatkan kebutuhan properti dan akan merambat pada terjadinya grafik estimasi kenaikan harga rumah.
Leave a Reply